5 Jan 2013

Waiting 3 Not 2 Only 1

Resha.
Hari ini aku menunggu kamu seperti biasa di depan sekolah. Menunggu seperti yang aku lakukan setiap hari. Teman - temanku sudah pulang lebih cepat sepertinya. Walaupun harus menunggu lama, aku akan tetap menunggu kamu. Karena aku cukup bosan, akhirnya tempat duduk didekat tukang baso menjadi tempat istirahatku. Tiba - tiba aku gatal melihat jam. Ternyata jarum pendek jamku menunjuk ke angka 4. Ternyata aku sudah menunggu 1 jam untuk kamu. Untuk memberi kepastian akhirnya aku mengambil Blackberryku dan langsung menekan angka 7 karena langsung terhubung dengan nomormu. Suara operator saja yang selalu menyambutku dalam telepon tersebut. Ku coba sekali lagi. Tapi hasilnya tetap sama pula. Akhirnya aku putuskan untuk meng-bbm dia saja. "Raf, aku tidak usah jemput aku. Aku pengen pulang sendiri saja sudah kelamaan. Bye." Itulah tulisan yang diketikkan jariku kepadamu. Dengan penuh kecewa, akhirnya aku pulang sendirian.


*

Disaat aku baru berjalan 50 meter, tiba-tiba ada yang menghampiriku.
" Kamu pulang sendirian, res? " suara laki-lakinya begitu terasa.
" Iya, Jer " ucap aku pelan.
" Sini aku antar kamu pulang, jam segini seharusnya perempuan sepertimu harus sudah sampai rumah. " terdengar suara Jerry yang cukup khawatir kepadaku.
" Tapi apa tidak merepotkanmu? " tanya aku.
" Tidaklah, lagian arah tujuan aku dan kamu sama "
Akhirnya aku menerima helm yang diberikan Jerry. Aku naik ke motornya dia. Perasaanku saat itu cukup senang karena ada yang mengantarkanku pulang kerumah, tidak lebih. Aku juga merasa takut kalau pulang sendirian ke rumah di keadaan sudah sore begini.
"Kenapa kamu pulang sendirian, Res? Biasanya Rafka selalu menjemputmu setiap pulang sekolah? "  tiba-tiba Jerry memulai percakapan kepadaku.
"Hhhhhmm aku tidak tahu. Aku menunggu dia tapi tidak kunjung datang. Akhirnya aku coba telepon dia>tapi dia pun tidak mengangkatnya."
Ya walaupun aku keliatan seperti curhat tapi tidak apa-apalah. Harus kuucapkan kepada siapa lagi beban hati ini.


*

15 menit pun berlalu. Aku sudah sampai di depan jalan rumahku. Walaupun Jerry tidak mengantarkanku sampai kerumah, tapi tak apa-apa. 
" Terima Kasih Jerry sudah mengantarku " ucapku sambil mengembalikan helm Jerry
" Anytime Res " balas Jerry dengan cukup lembut. Akhirnya Jerry pergi meninggalkanku, dan tinggallah aku sendiri. Kenapa ada orang yang perhatian kepada walaupun aku kurang perhatian kepadanya.

*
Jerry
Aku merasa senang bisa mengantarkan Resha walaupun hanya sampai jalan perumahannya. Sangat jarang sekali aku bisa seperti itu. Setiap hari ketika aku ingin pulang bersama dia, ternyata ada yang sudah terlebih dahulu mengantarkannya dia pulang. Walaupun aku cukup kecewa pada saat itu, tapi terbayar untuk kejadian sore ini.  Hari ini aku akan mewakili sekolahku untuk kejuaraan renang di Gelanggang Olahraga kotaku. Aku sudah mempersiapkannya dengan matang. Aku sering berlatih dengan Pak Ari, guru Berenangku. Aku terjun ke olahraga renang karena pada saat aku masih berusia 5 tahun, aku menderita penyakit asma. Lalu dokter pribadi keluargaku menyarankan agar aku giat berenang agar lambat laun penyakit asmaku hilang. Karena aku tidak tahan akan asma, akhirnya aku mengikuti anjuran dokter tersebut. Benar saja pada saat umur 11 tahun Asmaku sudah mulai hilang. Walaupun pada saat itu Asmaku sudah hilang, aku akan tetap melanjutkan olahraga ini karena sudah menjadi kebiasaan dalam hidup.

*

" Ayo Jerry, kita harus bersiap-siap perlombaan akan segera dimulai "
" Iya siap pak "
Akhirnya aku langsung mengganti pakaianku dengan Swimwear. Ternyata riuh penonton pun begitu banyak. Aku sangat gugup karena orang tuaku, dan teman-temanku ternyata ikut menonton juga. Arrggghhh. Eh eh tiba-tiba di kursi penonton bagian atas, aku melihat Rafka. Pacar Resha. Tapi mengapa dia ada disana. Mengapa tadi dia tidak menjemput Resha di sekolah. Oke mungkin ini bukan urusan aku. 

*

Aku sekarang sudah siap - siap di mulut kolam renang. Perlombaan akan segera dimulai. Aku melihat ke arah kursi penonton, banyak sekali yang mendukung aku untuk menang. Ternyata Resha ikut menonton dan mendukung aku. Aku?. Waaw kenapa Resha bisa tau bahwa aku akan ikut lomba disini.
" Silahkan para peserta bersiap di tempatnya masing-masing "
Terdengar suara panitia yang mengatur jalannya perlombaan ini. Saya sangat semangat dalam perlombaan ini karena Resha ikut menonton.
" Siap. 3..2..1. Mulai "

*

Resha
Karena besok libur, aku sempatkan diri ke Gelanggang Olahraga dekat rumahku, karena katanya Jerry bakal ikut perlombaan tersebut. Mungkin ini sebagai tanda terima kasih aku ke dia, maka aku menyempatkan diri untuk datang ke sana. mungkin kedatangan aku kesana dapat menambah semangat Jerry dalam perlombaan tersebut.
" Siap. 3..2..1. Mulai "
Akhirnya perlombaan pun dimulai, aku sangat mendukung Jerry dalam perlombaan tersebut. Jerry mengikuti lomba renang gaya dada 100 meter. Dan ternyata...Jerry sampai pertama di Garis Finish. Mendengar Jerry Menang, semua penonton langsung bersorak gembira. Aku pun sangat senang Jerry bisa menang. Sekarang tiba saatnya, perlombaan renang wanita akan dimulai. Disana terlihat Sisca, perwakilan dari sekolahku untuk perlombaan tersebut. Tapi tiba-tiba dari kursi penonton ada yang turun ke bibir kolam renang untuk memberi support lebih kepada dia. Ternyata dia Rafka. Iya Rafka. Mataku tidak salah lihat. Mengapa dia sempat-sempatnya hadir ke acara ini, tetapi dia tidak bisa menjemputku tadi sore. Antara tidak percaya,kecewa, dan penuh amarah aku langsung turun juga ke bibir kolam renang tersebut. Aku langsung menghampiri Rafka.
" Rafka, mengapa kamu tadi tidak menjawab teleponku? " ucapku masih dalam keadaan tenang.
" BBku lowbat, Res " ucap Rafka sambil menarikku menjauh dari bibir kolam renang.
" Jadi kamu lebih mementingkan dia daripada aku gitu? " ucapku lagidengan nada agak meninggi.
" Iya memang kenapa? Masalah Res? Kamu itu cuma yang ke-2 gak lebih. Jadi sepantasnya dong. Sisca itu wanita pertama saya. Jadi wajar " ucap Rafka dengan membentak.
" Oke kita putus! " ucapku dengan amarah.
" Silahkan silahkan, lagian ada kamu itu membuat hidupku lebih ribet tau! "
bentak Rafka lagi.
Akhirnya aku keluar dari Gelanggang Olahraga tersebut dengan penuh sakit hati dan kecewa. Walaupun aku tidak menangis, tapi hatiku sakit. Tiba-tiba disaat aku berlari ada yang memanggilku dan mengejarku.
" Resha, jangan menangis lagi. " ucap Jerry yang masih bertelanjang dada menggunakan celana pendek.
" Tapi aku sakit hati sekali Jer. Tapi pula memang seharusnya nasibku seperti ini. Menjadi yang ke-2 dalam hidup dia " ucapku sambil menitihkan air mata.
Tiba-tiba Jerry memeluk dengan hangat. Sehangat hatinya yang selalu memperhatikanku.
" Tenang Resha, disini masih ada aku yang selalu menjagamu memberimu perhatian yang lebih daripada Rafka "
" Mengapa kamu sangat peduli kepadaku "
" Aku sayang sama kamu Resha, sejak 3 tahun yang lalu aku menyukaimu. Tapi kamu keburu bersama Rafka jadi aku tidak bisa mengutarakan perasaanku. "
" Sebenarnya aku juga dulu 3 tahun yang lalu suka kepadamu, tapi Rafka telah mengutarakan perasaannya terhadapku. Sudah itu masa lalu jangan diungkit kembali. "
" Jadi kamu mau menerimaku sebagai pengganti Rafka. Aku akan menjadikanmu yang pertama di hatiku "
" Hhhhhmmmm jika kamu menang dalam perlombaan ini aku akan menerimamu. "
" Aku memang sudah juara Res, jadi kamu menerimaku? "
" Iyaa "
Jerry memelukku kembali dengan erat. Sakit hati ini terobati dengan kehadiran Jerry, cinta masa laluku.
 " Terima kasih Resha. Aku janji akan selalu menjagamu di saat suka dan duka. Terima kasih juga sudah memberikan hatimu kepadaku. " ucap Jerry penuh kesenangan
" Eh eh sudah kesana nanti kamu kedinginan kalau kayak gini. Sudah sana masuk, nanti sebentar lagi pembagian hadiahnya loh " ajur Aku kepada Jerry, Pacar baru.
" Tapi kamu juga masuk ya, aku tidak mau masuk kalau kamu tetap pulang " ancam Jerry dengan Lembut.
" Iya Jer " ucapku bahagia.


END


0 komentar:

Posting Komentar