17 Feb 2014

Unpredictable

Ini adalah perjalanan gue pertama naik motor melewati beberapa kabupaten/kota bahkan provinsi. Biasanya sih cuma didalam kota aja gue beraninya ha-ha-ha. Dan ini juga sebenarnya perjalanan yang tidak direncanakan jauh-jauh hari. Jadi ceritanya pada bulan Januari lalu di malam H-2 sebelum keberangkatan, temen gue Fathur datang ke kamar kosan gue. Saat dia dateng, gue lagi nyetrika baju (maklum anak kosan). Intinya dari pembicaraan itu adalah si Fathur ngajakin gue jalan sama temen-temen lainnya buat ngesurvey ke Kebun Raya Cibodas dengan menggunakan sepeda motor. Kelas kami yakni Sistem Informasi B ingin menghabiskan sisa uang kas semester 1 dengan cara berwisata ke Kebun Raya Cibodas di daerah Cianjur. Rencananya pada tanggal 8 kami berangkat dan menginap dulu di villanya ucha, temen sekelas gue di daerah Ciomas Bogor. Lalu pada tanggal 9nya kami baru menuju Kebun Raya Cibodas dan langsung pulang lagi ke Ciputat. Gue menyetujui ajakan Fathur itu, karena ada beberapa faktor. Yang pertama, gue belum pernah jalan ke Cibodas. Lalu yang kedua karena faktor bosan. Lalu yang ketiga ini adalah pertama kalinya gue pergi lumayan jauh dengan menggunakan sepeda motor. Ini merupakan pengalaman pertama gue cuy!

Hari yang cukup dinanti pun tiba, pada Rabu, 8 Januari 2014 pukul 7 pagi gue resmi jadi jomblo udah mandi. Gak biasanya gue mandi pagi kalau lagi libur ha-ha-ha. Rencananya jam setengah 8, kami sudah berangkat menuju Bogor. Tapi karena hujan turun membasahi seolah ku berair mata huooo dengan derasnya, akhirnya kami pun berangkatnya jam 11 siang-_- . Padahal, kemarin sebelum berangkat cuaca sepanjang harinya itu panas, gada hujan sama sekali. Ada 13 orang yang ikut dalam perjalanan ini termasuk gue. Diperjalanan, hujan masih turun walaupun hanya gerimis. Kami melewati beberapa kota untuk menuju ke Bogor, yakni Kota Tanggerang Selatan, Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor. Jarak yang ditempuh kami kurang lebih 60km. Jarak tersebut ditempuh dalam waktu 4jam. Lama banget ya. Banyak banget faktor yang menyebabkan perjalanannya jadi lama. Yang pertama faktor berhenti terus. Yang kedua salah satu temen gue kena tilang gara-gara menerobos mobil yang udah menyalakan lampu sen duluan. Yang ketiga saat kami sudah sampai di kota Bogor, turun hujan deras lagi. Yang ke empat kami muter-muter dulu di Kota Bogor karena Ucha, sang pemilik villa lupa arah menuju villanya sendiri haduuh. Yang ke lima, kami harus menerobos banjir. Eh sebenarnya bukan banjir, tapi selokan yang disebelah jalan utama tidak mampu menampung air yang mengalir begitu deras sehingga air tersebut meluap dan jalan pun bagaikan sungai yang mengalir. Gila ya-_-. Akhirnya jam 3 sore, kami baru sampai di villa milik orang tuanya ucha didaerah Ciomas, Bogor dalam keadaan celana yang basah kuyup. Kami langsung membuka yang basah-basah dan segera menggantinya lalu menjemur apapun yang basah-basah itu. Kami beristirahat dulu sebentar untuk melepas lelah setelah 4 jam berperang di jalan.

Sore pun tiba. Pemandangan di Gunung Salak sangatlah berkabut karena tengah diguyur hujan. Oh ya, teras villa Ucha ini bisa langsung melihat puncak Gunung Salak loh. Keren pokoknya! Untuk mengisi sore yang sejuk ini ada sebagian temen gue yang main biliyard di halaman villa, lalu ada yang main handphone, dan ada juga yang lagi nonton tv. Pokoknya sore itu kami mengisi kegiatan dengan yang asik-asik.

Maghrib pun tiba. Kami bertiga belas sholat berjamaah di ruang tamu karena ruangannya yang paling luas dan dilakukan dengan membaca surat Yasin. Pokoknya perjalanan kali ini juga ada sisi religiusnya :). Jam 7 lebih 10 kami selesai melaksanakan Shalat Maghrib dan membaca surat Yasin. Saatnya waktunya makan! Sebelumnya ada 2 temen gue yang secara sukarela membeli puluhan mie instan, kopi, dan rokok. Tapi gue disini tidak merokok ya. Kami dijatah 2 mie instan per orang untuk makan malam ini dan besok. Kami memasak mienya secara bergantian. Ada yang langsung masak 2 bungkus mie sekaligus, ada yang masak 1 doang, dan tidak ada yang gak makan mie malam itu ha-ha-ha. Ada 1 temen gue yang namanya Gema, bilang kalau makan mie itu cuma buat camilan doang, lu kate camilan-_-. Maklum aja dia adalah orang yang paling subur diantara kita-kita.

Malam hari pun diisi dengan berbagai kegiatan. Ada yang melanjutkan main biliyard disana, ada yang main kartu remi, lalu ada yang menyemburkan asap-asap ditengah suasana malam, lalu ada juga yang tidur. Mungkin dia terlalu lelah menjalani hidup, jadi tidur lebih cepat. Dan yang tidur lebih cepat itu adalah Fathur. Terpikir keusilan yang lewat dipikiran teman-teman gue. Mereka mengabadikan ekspresi tidur si Fathur dengan telepon seluler. Semuanya pada ketawa lihat ekspresi tertidur pulasnya dia. Untung gue pada waktu itu belum tidur, Alhamdulillah. Pukul 12 malam pun tiba. Semua teman-teman gue akhirnya masuk ke villa dan persiapan ingin tidur. Karena tempatnya terbatas, jadi ya terpaksa tidur dengan suasana dempet-dempetan. Ya walaupun gue tidur di kasur, tapi sumpah ganyaman banget. karena sempit banget. Yaudah dinikmati ajalah tidur malam ini. Selamat malam guys!

Jam 5 pagi. Gue orang yang paling pertama bangun karena ada sesuatu yang bikin gue bangun. Udah jangan dikasih lebih jelas apa penyebab gue bangun lebih awal :). Di pagi hari itu juga kami berebut masuk ke kamar mandi, ya penyebabnya karena kamar mandinya hanya satu. Untung gue masuk kekamar mandi yang pertama, jadi gak terlalu kebelet.

Pagi pun tiba dengan tanda matahari terbit dengan cerahnya. Dan ada berita ternyata perjalanan lanjutan ke Kebon Raya Cibodas dibatalkan karena faktor jarak (bukan LDR ya :) ) dan kegiatan menghabiskan uang kas ke kebon raya cibodas DIBATALKAN. OKE SIP. Dan (lagi) sebagai penggantinya, kami jadinya ke curug (air terjun) yang ada di sekitar villanya ucha yakni Curug Nangka. Kita kesana dengan menggunakan kaki jadi prolingkungan. Dan untuk pertama kalinya gue kesana dengan telanjang kaki. Soalnya gue waktu ke villa, gue gak pake sendal jadi ya... terpaksa. Jaraknya hanya 2 km dari villa. Kaki gue ternyata kuat berjalan selama 45 menit menuju Curug Nangka. Kami membayar tiket 10rb untuk masuk ke curug Nangka. Curug Nangka berada di dalam Cagar Alam Gunung Halimun-Salak. Suasanan disana masih sangat alami sekali. Diperjalanan, gue bertemu dengan monyet-monyet penghuni gunung tersebut. Akhirnya gue sampai di air terjun Nangka (Curug Nangka). Airnya deras sekali, segar. Ah pokoknya gak nyesel bertelanjang kaki ke sana. Gue melepas baju disana dan ikut dalam kesenangan didalam air terjun tersebut. Gue dan kawan-kawan gue menghabiskan waktu 2jam disana. Setelah menikmati kesejukkan air terjun tersebut kami langsung balik ke villa dan bersiap-siap untuk menuju ke Ciputat kembali.

Setiap kejadian yang kita sudah rencanakan, pasti ada hal yang tak terduga yang kita dapatkan. Seperti gue di cerita tadi terjadi hujan yang begitu deras, terus teman gue ada yang tertilang polisi, bahkan rencana awal yang direncanakan pun tidak kesampaian. Manusia hanya bisa berencana, tapi hanya Tuhan yang bisa menentukan.

13 Feb 2014

The DestinASEAN : Kisah 10 Negara dalam 1 Buku


Hai, Selamat Pagi!!!!
Akhirnya gue membuka blog ini setelah sekian lama ya :)

Kali ini sambil mengisi liburan kuliah yang tinggal beberapa hari lagi *hiks*, gue akan menulis sebuah tulisan tentang sebuah buku. Buku apakah itu??

*Jeng Jeng Jeng*

Sumber gambar : backpackstory.me


Inilah The DestinASEAN.
Buku apa ini?? Apa cerita di dalam bukunya?? Harganya berapa?? Siapa yang nulis buku ini?? Terus siapa pemilih buku ini, dia ganteng apa cakep *eh :p. Oke gue akan jelaskan satu per satu.

Karena ada pepatah, "Tak Kenal maka Tak Sayang". Gue akan kasih tau lo-lo pade identitas buku ini yaaa.

Judul Buku                : The DestinASEAN
Penulis                      : Adam Poskitt & Susan Natalia Poskitt 
                                      Adis Takdos 
                                      Ariev Rahman
                                      Dendi Riandi
                                      Eka Situmorang-Sir
                                      Marischka Prudence
                                      Oryza Irwanto
                                      Puti Karina Puar
                                      Roy Saputra
                                      Venus 
Penerbit                    : B first (PT Bentang Pustaka)
Tahun Terbit              : 2013
Tebal Buku               : 246 halaman
ISBN                       : 978-602-8864-79-4
Harga                       : Rp. 32.200 (Karena waktu itu diskon 30 % :-), harga aslinya Rp 46.000 :-) )

Dari judul dan covernya, udah pasti ketebak apa tema yang diambil dalam buku ini. Yap, ini buku bertema Travelling. Buku ini berisi tentang kisah 10 penulis ketika ber-travelling ria di kawasan Asia Tenggara. Mulai dari negara kita Indonesia; negara tetangga kita Malaysia, Singapura, Brunei ; negara ASEAN daratan Thailnad, Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam semuanya ada di buku ini. Lengkap bukan buku ini? Gue sangat mereferensikan buku ini kepada lo lo yang berjiwa travelling dan yang ingin tahu keindahan Asia Tenggara.

Buku ini mempunyai cover timbul di tulisan The DestinASEAN-nya. Dibalut dengan warna hijau, kuning, dan hitam membuat mata merasa nyaman saat melihat cover buku tersebut. Lalu ada ilustrasi beberapa icon yang menjadi ciri khas negara-negara di ASEAN seperti Menara Petronas, Gajah Thailand, Patung Budha Kamboja, The Singapore Flyer, dll. Lalu pembatas bukunya itu cukup unik ya, karena berbentuk bis tingkat yang sedang mengeluarkan asap. Pokoknya secara kasat mata sebelum membacanya, menunjukkan buku ini adalah buku yang BAGUUUSS. Apalagi saat membaca ceritanya satu per satu, beuuuh KEREN PISAN EUY :)

Cukup 3 hari gue melahap abis buku keren ini. Saat membaca buku ini, pikiran dan jiwa gue terasa ikut dalam perjalanan mereka. Seperti cerita kak Venus di Cu Chi Tunnels. Gue gak kebayang gimana hidup dibawah tanah selama 20 tahun dengan ruang yang kecil lalu harus kucing-kucingan dengan musuh, terus gimana kalau kita ingin buang air coba??. Gue bersyukur hidup di jaman sekarang dan tinggal di Indonesia, Alhamdulillah. 

Lalu cerita kak  Eka Situmorang-Sir bersama suaminya ke Penang Malaysia. Walaupun gue hanya membaca, tapi gue bisa membayangkan secara visual keadaan saat mereka ke George Town Heritage City, lalu pada saat ke Peranakan Mansion. Disini juga, gue bisa membayangkan lezatnya Es Cendol Penang hhhmmmm :9. Mungkin rasanya hampir sama ya seperti es cendol elisabeth di Bandung. Aduh jadi laper gue sekarang X).

Di buku ini juga kita bisa baca sejarah loh guys. Cerita kak Susan Natalia Poskitt membawa kita ke masa lalu *maaf nih yang pada belum move on* di kota Vieng Xai, Laos. Kota tersebut dinamai Vieng Xai yang berarti "Kota Kemenangan". Kota yang tenang dan indah ini, ternyata pernah dibombardir oleh dua jua ton BOM, ya BOM. Astagfirullah :(

Nah salah satu cerita yang ditulis kak Adis Takdos di buku ini menurut gue unik. Cara penyampaian ceritanya itu berbeda dengan para penulis lainnya di buku ini. Cerita yang berjudul Shutter Love ini, ternyata memakai sudut pandang orang ketiga. Yang bercerita ini adalah sebuah kamera kesayangannya kak Adis. Gue belum pernah baca buku yang cara penyampainnya seperti, salut sama kak Adiiiiiiiiis.

Terus bagi lo lo yang ngerasa jago Bahasa Inggrisnya, sok baca cerita yang ditulis oleh kak Adam Poskitt di Myanmar. Cerita ini ditulis full english. Sumpeh ini full english. Kalian bisa menambah kosakata baru yang kalian belum temukan selama ini looooh. Kak Adam Poskitt ini ternyata suami dari kak Susan Natalia loooh. Gue envy sama mereka karena sering banget travelling keluar negeri 2an. Aduh so sweet banget <3. Semoga gue juga dapet pacar bahkan istri yang sehobi sama gue yaak. Aaaamiiiin.

Disini juga ada cerita kak Puti Karina Puar tentang dibalik megahnya negara Singapura tersimpan kesederhaan yang tidak banyak orang tahu. Tak lupa juga ada tambahan sketsa tentang singapura loooh Selain itu kak Puty bercerita bisa jalan bareng sama gebetannya nonton Death Cab. Ciye Kak Puty ciyeee :). 

Kalian pasti tahu negara Singapura bukan? Disana banyak sekali gedung pencakar langit menghiasi negara yg luasnya hampir sama seperti kota Jakarta ini ternyata mempunyai sebuah gunung. Iya gunung beneran. Gue juga baru tahu semenjak membaca tulisan kak Roy Saputra di buku ini. Makanya kalau kalian ke Singapura jangan ke Orchard Road terus, buang-buang duit aja. Mending duitnya dikasih ke gue aja *eh :).

Jalan-jalan sama teman, ah udah biasa. Apalagi dengan pacar tercinta, ah udah sering pasti. Tapi kalau jalan-jalan ke Thailand bersama Mama tercinta? Pasti banyak yang belum pernah kan. Inilah bukti cinta kak Ariev Rahman kepada Mamanya. Mereka berdua jalan-jalan ke Hat Yai untuk merayakan ulang tahun mamanya kak Ariev. Jadi kalau lo merasa berbakti kepada orang tua terutama Mama, cobalah ajak jalan beliau mumpung Mama kalian masih ada :). Ada sebuah pesan moral yang ada di tulisan kak Ariev ini.
Jangan pernah menyerah ketika berusaha, dan ketika telah berusaha secara maksimal, bersabarlah.
Selama kita masih berusaha bersungguh-sungguh dan berdoa dengan kuat, niscaya Tuhan akan melihat usaha kita. Tuhan itu tidak pernah tidur, sob!

Kak Oryza Irwanto juga ikut menceritakan salah satu pengalamannya disini. Di Brunei Darussalam, negara dengan salah satu penghasil minyak bumi terbesar di dunia Kak Oryza bertemu dengan para WNI yang bekerja di sana. Ada yang menjadi pedagang makanan, lalu ada yang bekerja di pelabuhan dll. Jadi kalau kalian ingin mencoba suasana lokal di luar negeri, datang aja ke Brunei sob. Deket kok dari Indonesia.

Tidak jauh berbeda dengan Kak Oryza, di buku ini kak Dendi Riandi menulis tentang kehidupan WNI yang bekerja di Malaysia. Tak sengaja bertemu di kereta, kak Dendi akhirnya mempunyai teman perjalanan selama di Malaysia. Kak Dendi juga ikut merasakan tinggal bersama dengan para TKI disebuah apartemen yang sederhana.

"Mana cerita Indonesianya mana?????" ucap salah satu pemirsa setia blog gue.

Tenang Bro, Sis. Ada kok cerita tentang Indonesia, tapi bukan cerita tentang korupsi atau gosip ya. Di buku ini kita dibawa menyelam di bawah laut Morotai bersama kak Marischka Prudence  untuk melihat peninggalan sisa-sisa perang piala dunia ke-2. Ada sebuah pesawat yang ternyata masih utuh setelah sekian lama ditenggelamkan ke laut. Hebat ya. Tapi sayang sekali, udah beberapa bagian dari peninggalan sisa perang tersebut yang diambil bagian untuk dijual ke pengepul. Sangat disayangkan sekali ya. Padahal jika dipromosikan lebih lanjut oleh pemerintah setempat, sisa peninggalan perang ini bisa menjadi objek wisata yang sangat potensial untuk dikunjungi turis.

Inilah buku The DestinASEAN punya gue.
*curhat sedikit* Gue harus menunggu 4 bulan sejak Launching untuk mengenggam buku ini. Bukan masalah uang penyebabnya ya, tapi lumayan sulit mendapatkan buku ini. Berarti buku ini laris manis ya sampai gue baru membeli buku ini pada saat Indonesian Book Fair pada tanggal 9 November 2013. Alhamdulillah di event tersebut, stok buku The DestinASEAN berlimpah.

Gue sampai saat ini baru dapet satu tanda tangan dari salah satu penulis The DestinASEAN :) yakni dari Kak Adis Takdos . Waktu itu gue datang diacara Talkshow yang diadain oleh salah satu penerbit buku terkenal, salah satu sumber narasumbernya itu Kak Adis. Gak gue sia-sia-in kesempatan ini buat minta tanda tangan dan foto bareng, dan akhirnya jeng..jeng..jeng
Kanan : Single, Kiri : Jomblo *eh maap ka adis

Anyway, semoga aja gue juga dapet tanda tangan dan foto bareng penulis The DestinASEAN lainnya ya, Aaamiiin :) Gue juga berharap buku ini ada sekuelnya yaa, pliiis kumohon :). Terus di sekuelnya itu lebih banyak gambarnya lagi biar lebih MANTAAAAP. Terus lagi makin banyak penulis yang menulis kisahnya di sekuel selanjutnya ya Aaaamiiiin.

Sudah cukup panjang nih tulisan gue untuk buku The DestinASEAN ini. Semoga harapan yang gue inginkan dikabulkan, dan semoga gue bisa datang ke semua tempat yang dikisahkan di buku keren ini. AAAMIIIIIN :)

Maju Terus Traveler Indonesia!!

Posted on by Adhit Pratama | 1 comment